Rabu

MEKANISME REASKI BERSAING SN1 DAN E1

 

Reaksi bersaing antara SN1 dan E1 dapat terjadi dikarenakan dimana nukleofiliknya yang terlibat dalam reaksi. Adapun nukleofilik yang terlibat bersifat lemah dan pelarut yang digunakan merupakan pelarut polar. Lalu bagaimana jika nukleofiliknya yang terlibat bersifat kuat dan pelarut yang digunakan merupakan pelarut non polat. Maka reaksi bersaing antara SN1 dan E1 tidak akan terjadi dan akan terjadi rekasi E1.  Hal tersebut terjadi karena sterik terhalang untuk menjalankan reaksi SN1 sehingga hanya terjadi E1.

Dapat dilihat bahwa nukleofilik yang bersifat basa lemah (netral) serta pelarut polar dapat bereaksi sehingga membentuk SN1 dan E1. Persingan terjadi ketika  ukleofilnya menyerang karbianion (reaksi SN1) dan mengalami deprotonasi dimana menerima proton dari atom H sehingga membentuk alkena (reaksi E1). Lalu menggunakan nuklofil yang lemah tujuannya agar ketika reaksi E1 yang terjadi akan mmendapatkan donor proton dari atom H-nya. Sedangkan reaksi SN1 dapat langsung berikatan dan melepaskan proton yang berlebihan. Selanjatnya karboanionnya akan membentuk alkena itu sendiri. Dalam terbentuknya reaksi SN1 dimana dalam kondisi tersebut menghasilkan prodak major dalam reaksi SN1, sedangan terbentuknya  E1 dimana dalam kondisi tersebut menghasilkan prodak minor dalam reaksi E1.

Adapun reaksi yang dapat dominan jika temperatur dalam suhu tinggi maka reaksi E1 akan lebih dominan dari reaksi SN1. Namun pada dasarnya bahwa reaksi SN1 itu lebih dominan dibandingkan reaksi E1. Hal tersebut dikarenakan pada reaksi SN1 terjadi satu kali reaksi, berikatan dengan nukleofiliknya secara langsung serta reaksi yang terjadi berjalan dengan cepat.

 

Permasalahan:

1.  Bagaimana reaksi SN1 dapat dikatakan sebagai prodak major, faktor apa yang terjadi jika energi  tidak dalam keadaaan stabil pada reaksi bersaing reaksi SN1 dan E1?

2.  Bagaiman laju reaksi yang terjadi pada major dan minor, jika temperature minor lebih tinggi dibandingkan mayor ?

3.  Bagaimana rintangan sterik yang terjadi pada reaksi bersaing reaksi SN1 dan E1serta bagaimana rintangan sterik itu dapat berpengaruh?

 

2 komentar:

  1. Hi Riska, Saya Julia Krisnawati dengan NIM A1C119043 ingin mencoba menjawab permasalahan nomor 2. Jika temperatur yang diberikan pada minor lebih tinggi daripada yang diberikan pada mayor, maka laju reaksi minor akan lebih besar daripada mayor. Hal ini karena laju reaksi dipengaruhi oleh temperatur sehingga perbedaan temperatur tentunya akan menghasilkan laju reaksi yang berbeda pula. Terimakasih

    BalasHapus
  2. Baiklah Saya Aufa Hasnita NIM A1C119040 akan mencoban menjawab permasalahan nomor 3 .
    Halangan sterik terjadi ketika gugus berukuran besar pada suatu molekul mencegah reaksi kimia yang teramati dalam molekul terkait dengan gugus yang lebih kecil. Walaupun halangan sterik terkadang menimbulkan masalah (menghambat reaksi SN2 dengan pembentukan substrat tersier), efek ini juga bisa menjadi alat yang sangat berguna, dan sering dimanfaatkan oleh kimiawan untuk mengubah pola reaktivitas molekul dengan menghentikan reaksi samping yang tidak diinginkan (proteksi sterik) atau dengan mengarahkannya pada satu preferensi untuk satu reaksi stereokimia seperti pada diastereoselektivitas. Hambatan sterik antara gugus yang berdekatan juga bisa membatasi sudut ikatan torsional. Namun, hiperkonjugasi telah disarankan sebagai penjelasan terkait konformasi bersilang (staggered) pada etana karena halangan sterik dari atom hidrogen yang berukuran kecil sangatlah kecil.
    Terima kasih semoga membantu

    BalasHapus

DERIVAT ASAM KARBOKSILAT

          Kali ini kita kan membahas mengenai “Derivat Asam Karboksilat”. Apa itu asam karboksilat? Asam karboksilat adalah senyawa yang mem...